Petruk Gandrung

Sumber Panjebar Semangat no 42, 20 Oktober 2001

Dening Mase Pam Sri Asmara 

Keadaan Astina sedang kacau akibat ulah dari Prabu Tejayaksa dan Tejawasesa. Saudara kembar ini ingin menjajah Astina dan menculik Dewi Banowati, istri Prabu Duryudana. Betapa marahnya Prabu Duryudana. Kemudian Prabu Baladewa mencoba melawan Prabu Tejayaksa dan Tejawasesa, tetapi Prabu Baladewa kalah.

Prabu Duryudana meminta bantuan Petruk untuk mengalahkan Prabu Tejayaksa dan Tejawasesa, tetapi Petruk tidak bisa datang ke Astina kerena dia sedang jatuh cinta kepada Bethari Supraba. Petruk tetap tidak mau datang ke Astina meskipun sudah dijemput oleh Arjuna. Terjadilah kejar-kejaran antara Petruk dan Arjuna sampai masuk ke hutan. Di tengah hutan, Petruk bertemu dengan bapaknya, Gandarwaraja. Setelah Petruk bercerita bahwa dia sedang jatuh cinta kepada Bethari Supraba dan ingin menikahinya, Gandarwaraja mendandani Petruk menjadi seperti kesatria dan mengganti namanya menjadi Bambang Ronggongjowing.

Bambang Ronggongjowing terbang ke kahyangan untuk menemui Bethari Supraba. Di kahyangan, Bambang Ronggongjowing mengamuk dan membuat keonaran. Tidak ada yang berani menandinginya. Dia meminta Bethari Supraba untuk menjadi isterinya. Akhirnya, Bethari Supraba mau menjadi isterinya, tetapi harus meminta persetujuan Arjuna.

Prabu Kresna memberi syarat kepada Bambang Ronggongjowing. Dia boleh menikah dengan Bethari Supraba jika dia bisa mengalahkan Prabu Tejayaksa dan Tejawasesa. Setelah mendengar syarat tersebut, dia langsung pergi ke Astina untuk perang melawan Tejayaksa dan Tejawasesa. Di tengah pertempuran, kebohongan pun terungkap. Bambang Ronggongjowing adalah Petruk, Prabu Tejayaksa adalah Togog, dan Tejawasesa adalah Bilung Sarwita. Setelah mengetahui kebohongan tersebut, Prabu Kresna menasehati Petruk bahwa menjadi manusia itu jangan suka dikendalikan oleh hawa nafsu, tetapi manusia juga harus mempunyai keinginan yang luhur. Kemudian Petruk sadar dan meminta maaf atas kesalahannya. Akhir cerita, keluarga Prabu Puntadewa berkumpul dan memanjatkan puji syukur kepada Yang Maha Kuasa.

Pos ini dipublikasikan di Sinopsis cerita wayang. Tandai permalink.

Tinggalkan komentar